Tiga Langkah menuju Hidup
Sehat
Setiap menusia
mengidamkan hidup sehat. Allah melimpahkan nikmat berupa kesehatan kepada
hamba-Nya sebagai nikmat yang ternilai secara materi. Nilai kesehatan hanya
dapat dinilai dengan cara dibandingkan. Pembandingnya adalah cobaan berupa
sakit. Manusia baru bisa merasakan atau menilai betapa pentingnya kesehatan
ketika menderita sakit.
Pada umumnya,
manusia memandang kesehatan dari sisi fisik. Jika fisik kuat, badan kekar dan
berotot, berjalan tegap, detak jantung normal, dll., maka seseorang dapat
dikatakan sehat. Itu benar karena secara fisik tidak terdapat gangguan
penyakit.
Sementara itu, kesehatan psikis sering luput dari
perhatian. Padahal, pada dasarnya manusia dapat hidup normal sebagai manusia
lebih disebabkan oleh kesehatan psikis. Manusia berakal dan mampu berpikir
sehingga jelas perbedaannya dengan hewan. Manusia memiliki hati dan mampu
berasa sehingga dapat mengendalikan diri. Kemampuan ini pulalah yang
mengantarkan manusia kepada keimanan kepada Allah SWT.
Allah menciptakan segala sesuatunya dengan seimbang.
Fisik dan psikis diciptakan agar manusia dapat hidup sempurna secara seimbang.
Itulah kekuasaan sekaligus kemurahan Allah kepada hamba-Nya.
Jika manusia ingin hidup bergelimang nikmat sehat dari
Allah, sederhananya harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
1.
Pemasukan lancar
Hal ini bermakna
sehat apabila manusia masih memiliki selera makan enak. Melalui tahap ini
manusia memasukkan zat-zat bergizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Banyak orang
sakitnya semakin parah karena tidak memiliki selera makan enak.
Di sisi lain,
pemasukan ini bermakna pula pendapatan. Berapapun besar pendapatan (materi)
seseorang pasti berdampak pada kesehatan ekonominya. Bersyukurlah jika kita
masih memiliki pendapatan. Besar kecilnya pendapatan bergantung pada besar
kecilnya rasa syukur kita.
2.
Pengelolaan
Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus diolah dengan baik
sehingga dapat menghasilkan zat-zat yang dapat menangkal berbagai bibit
penyakit. Secara fisik, proses ini memerlukan fungsi pencernaan yang sehat.
Secara psikis, pengelolaan ini berarti pengaturan atau
manajemen atas segala pendapatan yang diperoleh (tentu harus dengan jalan
halal). Tanpa pengaturan yang baik, pendapatan akan merusak kehidupan. Hidup
foya-foya dan bermewah-mewahan bukannya membuat manusia semakin sehat, namun
justru menuntun manusia pada penyakit sosial dan emosional.
3.
Pengeluaran
Pengeluaran ini memiliki peran yang sangat penting. Fungsi
ini bisa menghambat dua hal di atas. Pencernaan tidak bisa dikatakan sehat jika
pengeluaran tidak lancar. Dalam hal ini, manusia harus bisa buang angin (gas
yang berbahaya) dan buang air (kotoran di dalam tubuh). Dengan demikian, yang
tersisa di dalam tubuh tinggallah zat-zat yang bermanfaat dan baik.
Secara psikis, pengeluaran ini bermakna zakat, infaq, dan
sedekah. Tiga hal ini berfungsi membersihkan harta benda dari noda dan dosa
karena pada dasarnya, di dalam harta kita terdapat hak orang-orang yang
membutuhkan. Itulah saluran “pembuangan” atau pembersihan dalam kehidupan
manusia. Hal ini hanya akan dirasakan oleh orang-orang yang beriman.
Dengan tiga langkah
di atas kehidupan manusia menjadi normal. Manusia dikatakan telah mencapai
kesehatan fisik maupun psikis, jasmani maupun rohani jika tiga langkah itu
dilakukan. Semoga Allah melancarkan itu semua. Amiin ...